Sejarah Kesultanan Aceh Mulai dari Awal Sampai Akhir Kekuasaan

Sejarah Kesultanan Aceh Mulai dari Awal, masa kejayaan hingga akhir kekuasaan

Taukah kamu bagaimana awal mula Kesultanan Aceh?, Dan bagaimana kesultanan aceh bisa mencapai kejayaan? lalu apa penyebab berakhirnya kesultanan aceh?, untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut simak penjelasan berikut ini.

Sejarah Panjang Kesultanan Aceh

Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudera Pasai yang hancur pada abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di utara Pulau Sumatra dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Dalam sejarahnya yang panjang (1496-1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

1. Awal Mula

Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awal-awal masa pemerintahannya wilayah Kesultanan Aceh berkembang hingga mencakup Daya, Deli, Pedir, Pasai, dan Aru. Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putra sulungnya yang bernama Salahudin, yang kemudian berkuasa hingga tahun 1537. kemudian Salahudin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1568.

2. Masa Kejayaan

Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607–1636). Pada masa kepemimpinannya, Aceh telah berhasil memukul mundur kekuatan Portugis dari Selat Malaka. Kejadian ini dilukiskan dalam La Grand Encyclopedie bahwa pada tahun 1582, bangsa Aceh sudah meluaskan pengaruhnya atas pulau-pulau Sunda (Sumatra, Jawa, dan Borneo) serta atas sebagian tanah Semenanjung Melayu. Selain itu, Aceh juga melakukan hubungan diplomatik dengan semua bangsa yang melayari Lautan Hindia. Pada tahun 1586 Kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka dengan armada yang terdiri atas 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan Semenanjung Melayu. Walaupun Aceh telah berhasil mengepung Malaka dari segala penjuru, namun penyerangan ini gagal dikarenakan adanya persekongkolan antara Portugis dengan kesultanan Pahang.

Dalam lapangan pembinaan kesusastraan dan ilmu agama, Aceh telah melahirkan beberapa ulama ternama, yang karangan mereka menjadi rujukan utama dalam bidang masing-masing, seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin ar-Raniry dalam bukunya Sirat al-Mustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam bukunya raj al-Tulabb Fi Fashil.

3. Kemunduran Kesultanan Aceh

Kemunduran Kesultanan Aceh bermula sejak wafatnya Sultan Iskandar Tsani pada tahun 1641. Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya makin menguatnya kekuasaan Belanda di Pulau Sumatra dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Deli, dan Bengkulu ke dalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya yaitu adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris takhta kesultanan.

Traktat London yang ditandatangani pada 1824 telah memberi kekuasaan kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan Inggris di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala kekuasaan perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi Inggris untuk menguasai Singapura.

Pada akhir November 1871, lahirlah apa yang disebut dengan Traktat Sumatra, di mana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib berlepaskan diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian mana pun di Sumatra. Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh dibatalkan". Sejak itu, usaha-usaha untuk menyerbu Aceh makin santer disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun Batavia. Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Hindia-Belanda. Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Aceh menjadi bagian dari Republik Indonesia.

itulah Sejarah Kesultanan Aceh Mulai dari Awal Sampai Akhir Kekuasaan   kali ini Terima kasih banget buat temen-temen yang udah tanya dan udah membaca artikel ini dan kalau masih ada peertanyaan silahkan tulis di kolom komentar, nanti kita bahas lebih lanjut.

Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Belum Ada Komentar :
Tambahkan Komentar
Comment url
Post Terkait :
pelajaran sekolah,pelajaran sekolah sma,sejarah